Menteri Agama (Menag) mengungkapkan bahwa jemaah haji Indonesia, yang sekitar seperlima dari total haji di dunia, memperoleh perhatian khusus dari Pemerintah Saudi. Ia menambahkan, jika jemaah mampu berperilaku tertib, hal itu dapat menjadi contoh bagi rombongan haji lainnya.

“Sekitar seperlima jemaah haji di seluruh dunia adalah warga Indonesia, sehingga Pemerintah Saudi Arabia memberikan perhatian lebih kepada jemaah ini. Apabila jemaah haji Indonesia dapat menjaga ketertiban, itu bisa menjadi teladan bagi gerakan rombongan haji yang lain.
Disarankan kepada semua jemaah haji Indonesia agar senantiasa beradaptasi dengan kondisi cuaca yang ekstrem, termasuk menjaga asupan cairan tubuh.
BACA JUGA :
Cegah Panas Saat Lempar Jumrah, Saudi Menyediakan 200 Kipas Kabut di Wilayah Jamarat
“Ini merupakan masalah serius bagi kita, masyarakat Indonesia. Disarankan untuk melakukan penyesuaian diri seperti yang telah diumumkan oleh panitia kami, diimbau agar terus mengonsumsi air untuk menjaga tubuh terhidrasi dan menghemat energi.
Ia berharap agar jemaah tidak berlebihan dalam mengejar ibadah sunnah sebelum puncak ibadah haji, agar kondisi kesehatan tetap terjaga saat menjalani momen-momen penting dari rukun Islam yang kelima ini.
Jemaah Haji Indonesia Harus Tahu Beberapa Imbauan Kerajaan Saudi Saat Armuzna
Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan beberapa imbauan penting yang harus diperhatikan, ujar Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), oleh setiap jemaah haji saat Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Terutama bagi jemaah haji Indonesia, penting untuk mengetahui dan memperhatikan imbauan ini.
Berikut adalah beberapa imbauan tersebut, yang pertama, kata Muchlis, jemaah dilarang keluar dari tenda Arafah dan Mina pada pukul 10.00 – 16.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
“Larangan ini bertujuan untuk melindungi jemaah dari suhu ekstrem yang dapat mencapai 50 derajat selama Armuzna.
Kedua, jemaah diwajibkan mengikuti jadwal pergerakan resmi sesuai dengan pembagian syarikah masing-masing.
Jemaah tidak diperbolehkan melakukan gerakan secara mandiri atau tidak mengikuti rute yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk menciptakan ketertiban dan menghindari kepadatan di rute tertentu yang dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Ketiga, seluruh jemaah diwajibkan untuk membawa dan menjaga kartu Nusuk selama puncak haji.
Keempat, pelaksanaan lontar jumrah harus mengikuti jadwal resmi dari syarikah masing-masing.
“Jemaah tidak boleh melakukan lontar jumrah secara bebas tanpa pengaturan resmi.
Kelima, jemaah diimbau untuk menjaga kesehatan selama puncak haji di Armuzna, seperti mengenakan masker, membawa payung, dan rajin mencuci tangan dengan hand sanitizer.
Menurut Muchlis, imbauan ini diambil berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi serta PPIH Arab Saudi dan seluruh petugas kloter di Indonesia secara langsung pada 29 Zulkaidah 1446 H.
UMROH AGUSTUS PAKET UMROH AGUSTUS BIAYA UMROH AGUSTUS HARGA UMROH AGUSTUS PROMO UMROH AGUSTUS
Haji Mabrur, Apa Saja Ciri-Cirinya?
Memahami Pendekatan Pengawasan Berpengaruh Kemenag yang Diperkenalkan Pada Musim Haji Tahun ini
Haji Mabrur Keutamaan nya Lebih Baik dari Dunia, Balasannya Langsung Surga
Proses Penerbitan Visa Haji Tahun 2025 Resmi Ditutup
Pentingnya Mabit di Muzdalifah Panduan Sesuai Sunnah yang Harus Diketahui Jemaah